Coming Soon! Buku Antologi Cerpen Karya SMP Musa Blitar

Coming Soon! Buku Antologi Cerpen Karya SMP Musa Blitar

SMP Musa Blitar - Sekolah Berkarakter SMP Muhammadiyah 1 Kota Blitar dalam waktu dekat ini akan menerbitkan buku pertamanya. Buku yang merupakan antologi cerpen dengan judul "Ahhaaa Aku Tahu!" karya guru dan siswa ini diharapkan turut mewarnai medan literasi negeri ini.

Penulisan buku ini diinisiasi oleh A.D. Rozak (Guru Kepenulisan), yang sebelumnya sudah pernah menerbitkan novel berjudul "Bintang di Bukit Cadas". Melalui proses yang tidak mudah selama 2 minggu, akhirnya naskah antologi ceper ini rampung.


Saat ini, naskah tersebut sudah masuk dapur penerbitan. Dan tinggal menghitung hari, buku pertama SMP Musa Blitar sudah bisa dinikmati oleh pembaca.

Penasaran seperti apa antologi cerpen karya guru dan siswa SMP Musa Blitar? Baiklah, kali ini admin akan memberikan sedikit cuplikannya, ya! Yukk baca cuplikan di bawah ini.

--------------------------------------------

Tiba saatnya motivasi–ini yang selalu aku nanti–Pak Abdul selalu punya pembahasan yang menarik yang tak biasa.

Pak Abdul meminta Salma dan Rasyid maju ke depan. “Bawa al-Quran ya! Yang ada terjemahannnya.” 

Salma dan Rasyid sudah duduk di hadapan Pak Abdul–al-Quran sudah terbuka di atas meja guru. Wajah mereka berdua terlihat grogi, entah apa yang mereka pikirkan.
“Dibaca ayat beserta terjemahannya ya!” pinta Pak Abdul dengan menunjuk salah satu ayat di al-Quran.

Usai dibaca ayat dan terjemahannya, lanjut Pak Abdul memberikan soal kepada Salma dan Rasyid. “Dari ayat yang kalian baca tadi, koloni semut dipimpin oleh semut jantan atau betina?”

Betul saja, pikirku. Itulah Pak Abdul, pertanyaan yang diajukan seringkali unik, kadang mennggelitik, tetapi dibalik itu semua terkandung ilmu pengetahuan yang sangat mendalam. Meski guru baru, Pak Abdul bukan guru sembarangan, kedalaman ilmunya sangat terasa.

Sepertinya Salma dan Rasyid menjawab asal, mungkin hanya memprediksi–jawabannya semut betina kata mereka berdua. Pak Abdul membenarkan. “Betul. Koloni semut dipimpin oleh ratu semut atau semut betina. Tetapi, atas dasar apa kalian menjawab demikian, itu yang harus dipertanggungjawabkan.”

“Saya hanya menebaknya, Pak.” kata Salmah. “Sama.” tukas Rasyid sambil terkekeh ringan.

Ahh, sesuai dugaanku. “Menebak memang mudah, karena tebakan kadang juga benar. Tetapi, sebagai akademisi atau pelajar, kebenaran dan kesalahan bukanlah yang utama. Yang paling penting, kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih.” kata Pak Abdul. “Baiklah, kalian berdua bisa duduk kembali.”
 
Kelas ramai oleh tepuk tangan.

Pak Abdul berdiri mendekat ke meja siswa. Dengan senyum khasnya beliau meminta semua siswa membuka al-Qurannya masing-masing. “Buka dan amati al-Quran surat an-Naml ayat 18,” pinta Pak Abdul. “Bagi yang tidak membawa al-Quran, bisa bergabung dengan temannya.”

Kali ini, Pak Abdul meminta seluruh siswa membaca dengan lantang terjemahan surat an-Naml ayat 18. Usai Pak Abdul bilang “hingga...” seluruh siswa bersama-sama melanjutkan terjemahan ayat tersemut.

“Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam  sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka  tidak menyadari.” (QS. An-Naml : 18)

“Apakah di dalam terjemahan ayat itu, ada keterangan pemimpin semut itu betina atau ratu?” tanya Pak Abdul.

“Tidak.” semua siswa serentak menjawab.

“Itulah keterbatasan dari terjemahan. Padahal kalau kita menguraikan teks utama bahasa Arab ayat tersebut, maka akan ditemukan jawaban dengan jelas, bahwa koloni semut dipimpin oleh ratu.” terang Pak Abdul. “Ada yang bisa membantu saya untuk menguraikan dari sisi kebahasaan Arab?”

Semua siswa terdiam. Pak Abdul memang lebih senang mengajak siswa berdialog dan bertukar pikiran ketimbang nyerocos menerangkan seorang diri dari A sampai Z.

Sebelum menjelaskan ke pokok pembahasan, Pak Abdul terlebih dahulu memberikan pengantar tentang keistimewaan bahasa Arab. “Itulah kenapa Islam disempurnakan di Arab dan al-Quran ditulis menggunakan bahasa Arab. Ada keistimewaan di Arab, termasuk pada aspek kebahasaannya.” terang Pak Abdul.

Berikutnya Pak Abdul mulai menerangkan pembasahan utama. Al-Quran merupakan kitab petunjuk, bukan kitab penjabaran. Untuk mengetahui maksud al-Quran kita perlu memahami aspek kebahasaan, sebab turunnya ayat, dan konteks. Kata Pak Abdul, al-Quran selalu menarik untuk dikaji. Banyak ilmuan-ilmuan yang non-muslim yang meneliti kebenaran al-Quran, utamanya di bidang ilmu pengetahuan atau sains. Hingga saat ini, ayat-ayat al-Quran tidak pernah bertentangan dengan sains.

Bahkan ilmuan turut meneliti tentang jenis kelamin semut. Mereka memberikan kesimpulan bahwa koloni semut dipimpin oleh seekor ratu (semut betina). Kata Pak Abdul, kita harusnya iri dan malu kepada ilmuan non-muslim yang justru mendalami kitab al-Quran. Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa kemunduran umat Islam saat ini disebabkan karena kita sebagai pemilik kitab al-Quran justru semakin jauh dari al-Quran.

“Baiklah, kita apresiasi ilmuan-ilmuan itu atas temuannya. Tetapi untuk meneliti pemimpin koloni semut, kita cukup mengkaji sisi kebahasaannya.” kata Pak Abdul.

Pak Abdul menulis di papan tentang pelajaran bahasa Arab, yaitu isim (kata benda). Isim memiliki banyak ragam, diantaranya isim mudzakkar (laki-laki) dan isim muannats (perempuan). Salah satu ciri isim muannats adalah ditandai dengan ta’ marbuthoh ( ة ). Jika ada isim yang diakhiri dengan itu, maka dia tergolong berjenis perempuan. Tetapi kata Pak Abdul, hal ini tidak bisa digeneralisir.

“Tapi bukan berarti penggaris itu dikatakan perempuan ya, karena punya tanda ta’ marbuthoh di belakangnya. Karena itu hanya penggolongan saja, berbeda dengan semut yang merupakan makhluk hidup.” terang Pak Abdul.

Setelah itu, Pak Abdul meminta kami mengamati lagi an-Naml ayat 18. Akhirnya aku paham maksudnya, di ayat itu kalimat yang memiliki terjemahan “Berkatalah seekor semut” bertuliskan Arab قالت نملة. Keduanya merupakan kata ganti untuk perempuan. Sehingga terjemahan yang seharusnya adalah “Berkatalah ratu semut”.

Saat itu akhirnya aku tahu, bahwa koloni semut dipimpin oleh seekor ratu semut.

Saat itu juga aku tersadar, seharusnya kita bisa mencari dan memahami informasi penting dari al-Quran. Jika kita bisa membaca dan memahami maknanya itu lebih banyak pahalanya dari pada  kita hanya membacanya saja tanpa tahu maksudnya. Banyak para ilmuan yang bukan Islam justru menggunakan al-Quran untuk penelitian, kenapa kita tidak? Seharusnya kita yang beragama Islam  bisa lebih banyak mengungkapkan kebenaran al-Quran.

Hmmmm  sekolah terasa lelah, tetapi aku mendapat imu yang bermanfaat. Aku juga bersyukur karena tadi pagi aku mendapatkan ilmu baru yang menarik, ternyata pasukan semut itu dipimpin oleh ratu semut. Sebelumnya aku pikir pasukan semut itu dipimpin oleh raja atau semut jantan.

--------------------------------------------

Nah, bagaimana? Keren kan cerpen kami. Ohh ya, cuplikan di atas merupakan cerita pendek dari Sheren Welly, kelas 7. Emmm, baru kelas 7 tapi tulisannya sudah keren sangat.

Bagi pembaca sekalian, pantau selalu website SMP Musa Blitar ini ya untuk mendapatkan informasi terbaru dari buku ini, dan juga informasi lainnya dari sekolah kami. Salam

0 Response to "Coming Soon! Buku Antologi Cerpen Karya SMP Musa Blitar"

Posting Komentar