Membuktikan Inklusi: Siswa Berkebutuhan Khusus SMP Muhammadiyah 1 Blitar Jalani Ujian SAS 2025/2026 dengan Bantuan Profesional

Membuktikan Inklusi: Siswa Berkebutuhan Khusus SMP Muhammadiyah 1 Blitar Jalani Ujian SAS 2025/2026 dengan Bantuan Profesional

Blitar, 6 Desember 2025 – SMP Muhammadiyah 1 Blitar kembali menorehkan komitmen kuatnya dalam implementasi pendidikan inklusif. Terhitung sejak 1 Desember 2025, sejumlah siswa berkebutuhan khusus (ABK) dari kelas VII telah memulai Sumatif Akhir Semester (SAS) tahun pelajaran 2025/2026. Momen penting ini tidak hanya mengukur capaian akademik, tetapi juga menjadi bukti nyata upaya sekolah dalam memberikan fasilitas belajar yang setara, didukung oleh pendampingan profesional dari Yayasan Pelita Hati.


Pemandangan di ruang kelas VII pagi itu jauh dari kesan tegang ujian. Yang ada adalah suasana kolaboratif yang fokus. Para ABK, masing-masing dengan kebutuhan belajar yang spesifik, tampak nyaman di meja mereka. Di sisi mereka, pendamping dari Yayasan Pelita Hati sigap bertugas, memastikan dukungan teknis dan non-akademik terpenuhi secara individual.


Kepala SMP Muhammadiyah 1 Blitar, Siti Muhibbah, S. Ag, menegaskan bahwa ujian ini adalah perwujudan visi sekolah untuk memastikan tidak ada satu pun siswa yang tertinggal. Menurutnya, inklusi menuntut lebih dari sekadar penerimaan, melainkan penyediaan lingkungan yang benar-benar adaptif.


"Setiap anak berhak atas kesempatan yang sama untuk mengukur kemampuan mereka. SAS ini adalah pengakuan terhadap potensi unik yang dimiliki anak-anak ini," ujar Siti Muhibbah S. Ag.


Beliau menambahkan bahwa keberhasilan pelaksanaan ini terletak pada kolaborasi ideal: kurikulum dan soal ujian telah disesuaikan dengan asesmen individual masing-masing siswa, didukung oleh pendamping profesional yang memang ahli di bidang ABK.


Kunci Sukses: Penyesuaian dan Kenyamanan Emosional

Persiapan matang telah dilakukan jauh hari. Rifda'atul Maesyaroh, S. Ag., Wali Kelas VII sekaligus Koordinator Program Inklusi, menjelaskan bahwa penyesuaian materi sudah dilakukan sejak awal semester.


"Kami menyajikan materi pelajaran yang sama, namun dengan metode penyampaian yang berbeda dan waktu pengerjaan tugas yang lebih fleksibel. Saat ujian, fokus kami adalah menciptakan rasa aman dan nyaman agar kecemasan mereka dapat diminimalisir," jelas Rifda.


Sementara itu, Ibu Ita, S. Psi., Koordinator Pendamping Yayasan Pelita Hati, menekankan bahwa peran pendamping adalah jembatan antara kebutuhan khusus anak dengan tuntutan akademik.


"Pendamping kami telah dilatih secara mendalam mengenai berbagai jenis kekhususan, mulai dari spektrum autisme hingga kesulitan belajar spesifik. Kami memastikan setiap anak diperlakukan secara bermartabat dan profesional," terang Ibu Ita.


Pelaksanaan Ujian SAS 2025/2026 ini bukan hanya menjadi catatan penting bagi siswa kelas VII, tetapi juga menjadi standar baru bagi pengelolaan program inklusi di sekolah lain. Melalui sinergi kuat antara lembaga pendidikan formal dan yayasan profesional, SMP Muhammadiyah 1 Blitar membuktikan bahwa pendidikan inklusif yang berkualitas adalah keniscayaan yang dapat diwujudkan. Proses ujian ini akan berlangsung selama seminggu penuh, dengan harapan tim pengajar dan pendamping dapat melihat hasil terbaik dari dedikasi mereka.

0 Response to "Membuktikan Inklusi: Siswa Berkebutuhan Khusus SMP Muhammadiyah 1 Blitar Jalani Ujian SAS 2025/2026 dengan Bantuan Profesional"

Posting Komentar